Sorotkeadilan.id – Sulawesi Selatan, Rapat senat terbuka dirangkaikan dengan Wisuda Poltekkes Kemenkes Makassar yang mencakup berbagai jurusan seperti Farmasi, TLM (Teknologi Laboratorium Medis), Kesehatan Lingkungan (Kesling), Kesehatan Gigi, dan Fisioterapi yang diakomodir oleh DR. apt.Rusli, SpFRS sebagai direktur. Didampingi oleh Wadir 1 DR. Siti Nurul Fajriah, SPd, SFtPhysio.MKes. Wadir II Haeruddin Hadi. S.Sos.,M.Kes. Wadir III Prof. DR. Rudy Hartono. SKM., M.Kes. di Hotel Four Points by Sheraton hari ini.
Harapan alumni (Gen X/Milenial awal) terhadap lulusan Gen Z dalam menghadapi dunia modern yang serba cepat dan digital seringkali berfokus pada perpaduan antara kompetensi teknis dan keterampilan non-teknis (soft skills).
Prospektif dan harapan utama alumni dalam terapan Milenial/Gen Z terhadap dunia modern atau masa digotalisasi, khususnya di bidang kesehatan.
Alumni berharap pada Terapan Gen Z di Dunia Modern-digitalisasi dapat beradaptid pada penerapan dalam aktivitas keseharian dalam bidang kesehatan.
Pemanfaatan Teknologi untuk Inovasi Pelayanan. Gen Z tumbuh sebagai Digital Natives. Harapan utama adalah kemampuan mereka pada Digitalisasi Pelayanan, mengimplementasikan teknologi kesehatan modern seperti terapan Telemedicine, Rekam Medis Elektronik/Satu Sehat) secara efektif dan efisien.
Literasi Data & AI, mampu menganalisis data besar (Big Data) di bidang kesehatan untuk pengambilan keputusan yang lebih baik (data-driven decision-making) dan memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) untuk diagnosis atau riset.
Inovasi Solusi, tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga pencipta solusi digital baru untuk masalah kesehatan masyarakat misalnya aplikasi edukasi gizi, sistem pemantauan lingkungan. Ketahanan Mental dan Soft Skills Kritis.

Dunia modern, terutama di sektor kesehatan, penuh dengan tekanan. Alumni berharap Gen Z memiliki Adaptabilitas dan Fleksibilitas. Mampu beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan protokol, alat baru, dan tuntutan pekerjaan yang fleksibel (hybrid atau cepat berubah).
Kecerdasan Emosional (EQ), meskipun unggul di digital, penting untuk mempertahankan kemampuan berempati dan berkomunikasi efektif secara langsung (Human Touch) dengan pasien dan tim kerja, terutama mengingat isu Kesehatan Mental Gen Z yang rentan stres kerja.
Work-Life Balance yang Sehat:
Mampu menjaga keseimbangan antara kehidupan profesional dan pribadi untuk mencegah burnout, yang sangat sering terjadi pada profesi kesehatan.
Kontribusi Global dan Kesadaran Sosial.
Sebagai generasi yang terhubung secara global, Gen Z diharapkan dapat.
Berpandangan Global, Memiliki standar kompetensi yang tidak hanya berlaku lokal, tetapi juga internasional (seperti alumni Poltekkes yang berhasil menjadi perawat di Jerman).
Berjiwa Kritis dan Agen Perubahan, lebih peka dan kritis terhadap isu-isu sosial dan lingkungan (seperti climate change dan ketidaksetaraan sosial) serta proaktif menjadi agent of change untuk perbaikan sistem.
Kolaborasi Multidisiplin, mampu bekerja sama dengan berbagai latar belakang ilmu, tidak hanya di dalam lingkup kesehatan (Farmasi, TLM, Gizi, dll.) tetapi juga dengan teknologi, ekonomi, dan kebijakan publik.
Singkatnya, harapan alumni adalah agar Gen Z menjadi “Tenaga profesional kesehatan yang tech-savvy, resilien secara mental, dan berorientasi pada dampak sosial-global, sekaligus tetap menjunjung tinggi Human Touch dalam pelayanan.”
Oleh apt. Rusdiaman, S.Si., M.Si.
Dosen Farmasi Poltekkes Kemenkes Makassar.
