Sorotkeadilan.id – Sulawesi Selatan, Dalam rangkah memperingati hari ayah nasional di Indonesia pada tanggal 12 Nopember 2025. Peran ayah dalam sumber kehidupan memiliki makna yang sangat luas, tidak hanya sebatas sebagai pencari nafkah. Ayah adalah pilar penting yang memengaruhi kesejahteraan, perkembangan, dan keharmonisan seluruh anggota keluarga. Alangkah tidak berbaktinya seorang anak jika dia menyia-nyiakan kehadiran ayahnya dalam hidupnya. Berbakti dan melayani kepada kedua orang tua adalah jalan ringkas yang mudah mengantar kita masuk syurganya Allah SWT.
Ayah berperan sebagai sumber penghidupan dan penyedia kebutuhan serta mempunyai tanggung jawab finansial. Ayah secara tradisional memiliki peran utama sebagai penyedia nafkah, yang bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan dasar keluarga seperti makanan, tempat tinggal, pendidikan dan kesehatan. Pilar Kesejahteraan, Peran ini memastikan adanya stabilitas materi dan rasa aman dalam keluarga, melalui usaha dan kerja keras.
Pelindung dan Sumber Keamanan. Keamanan Fisik dan Emosional, ayah bertanggung jawab melindungi keluarga dari bahaya dan ancaman, baik fisik maupun emosional. Menanamkan Keberanian dan Moral, pada anak, sosok ayah seringkali menanamkan nilai dan moral, mengajarkan keberanian menghadapi kesulitan, serta menumbuhkan rasa percaya diri dan kemandirian.
Pendidik dan Pembimbing. Teladan (Role Model), ayah adalah figur yang dapat dijadikan teladan dalam berakhlak mulia dan bertanggung jawab, terutama bagi anak laki-laki. Cara ayah memperlakukan ibu menjadi contoh penting tentang hubungan yang sehat bagi anak-anak. Pendidikan Nilai dan Sudut Pandang,aAyah terlibat aktif dalam mendidik anak, memberikan pengajaran dasar-dasar kehidupan, dan memberikan sudut pandang yang berbeda yang dapat memperluas cara berpikir anak. Pengembangan Diri, ayah membantu mengembangkan minat, bakat, dan potensi terbesar anak.
Pemimpin dan Pengambil Keputusan. Kepala Keluarga, ayah berperan sebagai pemimpin yang mengendalikan dan membimbing keluarga, serta membuat keputusan terbaik untuk kesejahteraan bersama. Menetapkan Aturan, ayah menetapkan dan menegakkan peraturan, memberikan struktur, dan menanamkan tanggung jawab.
Motivator dan Dukungan Emosional. Membangun Kepercayaan Diri, dukungan dan interaksi positif dari ayah meningkatkan kecerdasan emosional dan kepercayaan diri anak, serta membantu mereka mengatasi stres atau kegagalan. Mendukung dan Mendorong, ayah berperan sebagai motivator yang selalu ada saat anak sedang jatuh, memberikan dukungan untuk bangkit kembali, dan mendorong anak untuk berani mengambil risiko yang sehat.
Teman dan Pendengar Setia, ayah juga perlu menjadi teman yang dapat mendengarkan cerita dan keluh kesah anak dengan penuh kasih sayang.
Selanjutnya memasuki dunia milenial peran seorang ayah dalam kehidupan, khususnya bagi Generasi Milenial (yang lahir sekitar awal 1980-an hingga awal 2000-an) dan juga bagi anak-anak dari orang tua Milenial (Generasi Alfa), telah mengalami pergeseran signifikan.
Ayah Milenial tidak lagi hanya dipandang sebagai “Kepala Keluarga” atau satu-satunya pencari nafkah, tetapi telah berevolusi menjadi sosok yang lebih terlibat aktif dan setara dalam pengasuhan.
Peran ayah yang terlibat aktif. Berbeda dengan generasi sebelumnya yang mungkin lebih fokus pada pekerjaan di luar rumah, Ayah Milenial menunjukkan keinginan kuat untuk terlibat langsung dalam pengasuhan. Pembagian Tugas persamaan hak, ayah tidak lagi menganggap urusan mengurus anak dan pekerjaan rumah tangga hanya sebagai tanggung jawab ibu. Mereka secara aktif membantu memandikan, menyuapi, mengganti popok, hingga menemani belajar. Waktu Berkualitas, ayah Milenial memprioritaskan waktu bersama anak.
Keseimbangan kerja dan hidup menjadi kriteria penting, bahkan melebihi besarnya gaji, demi mendapatkan waktu yang cukup bersama keluarga. Sahabat dan Inspirator, ayah menjadi teman bermain, bereksplorasi, dan pendengar yang seru, membantu anak mengembangkan kreativitas dan kemampuan berpikir kritis.
Figur Peran Emosional (Bukan Hanya Finansial).
Generasi Milenial lebih terbuka tentang kesehatan mental dan emosi, dan peran ayah mencerminkan hal seperti Dukungan Emosional, ayah hadir secara emosional (tidak hanya finansial), menjadi sandaran, dan secara terbuka menunjukkan kasih sayang-sesuatu yang mungkin kurang terlihat pada ayah dari generasi sebelumnya. Komunikasi Terbuka, ayah Milenial cenderung menggunakan gaya komunikasi yang lebih setara, yaitu berkomunikasi dengan lembut, penuh empati, dan mendengarkan keluh kesah anak tanpa menghakimi. Validasi dan Dukungan Penuh, mereka mendukung pilihan dan keputusan anak, serta menjadi motivator yang mendorong anak mewujudkan potensi terbaiknya di jalur yang mereka pilih.
Pemandu di Era Digital. Karena Generasi Milenial tumbuh seiring perkembangan internet, dan anak-anak mereka atau Generasi Alfa adalah digital native sejati, ayah memiliki peran krusial dalam dunia digital. Pendidik Media Digital, ayah harus menjadi teladan dalam penggunaan teknologi yang sehat. Mereka menetapkan aturan tentang screen time dan memberikan edukasi tentang risiko online (seperti cyberbullying atau konten berbahaya). Sumber Ilmu Parenting, Ayah Milenial tidak malu untuk mencari informasi dan belajar tentang pola asuh (parenting) melalui media sosial, podcast, atau komunitas untuk menjadi sosok ayah yang lebih “sempurna” dan kompeten.
Tantangan bagi Ayah Milenial. Meskipun perannya lebih positif, Ayah Milenial menghadapi tantangan unik yaitu Tekanan “Ayah Sempurna”, adanya standar tinggi yang sering dilihat di media sosial membuat banyak ayah Milenial merasa tertekan untuk menjadi orang tua yang ideal.
Keseimbangan Kerja, mencari keseimbangan antara tuntutan karier yang seringkali tinggi dan keinginan untuk menghabiskan waktu berkualitas dengan anak adalah tantangan nyata. Memutus Rantai Patriarki, sebagian ayah Milenial masih perlu berjuang melawan pola asuh yang mereka terima dari orang tua mereka (yang mungkin kaku dan patriarkis) untuk menjadi ayah yang lebih hangat dan terbuka.
Peran ayah adalah sebagai sumber kehidupan yang holistik atau menyeluruh, mencakup aspek fisik (nafkah), emosional, moral, dan intelektual bagi keluarganya. Kehadiran dan keterlibatan aktif ayah sangat penting untuk menciptakan keluarga yang harmonis, stabil, dan mendukung perkembangan optimal anak serta berperan dalam generasi milenial telah bergeser dari otoritas tunggal menjadi mitra pengasuhan yang suportif, terlibat secara emosional, dan adaptif terhadap tantangan era digital.
Ditulis oleh apt. Rusdiaman, S.Si.,M.Si.
Dosen Farmasi Poltekkes Kemenkes Makassar
