Sorotkeadilan.Id – Sulawesi Selatan, Pulau Sulawesi terkenal sebagai “Surga Satwa Endemik” karena memiliki banyak spesies unik yang tidak ditemukan di tempat lain di dunia. Dari segi geografis posisi Sulawesi merupakan posisi yang tidak bisa dimasuki hewan lain dari semua benua didunia ini termasuk koloni hewan asis, Australia, hal ini disebabkan karena pulau Sulawesi terpisah dan tak terhubung oleh daratan lain di dunia.

Secara geografis, pulau Sulawesi sulit dimasuki oleh hewan-hewan dari benua lain terutama dari Asia dan Australia karena posisinya yang unik di zona transisi yang dikenal sebagai Wallacea, dibatasi oleh dua garis biogeografi penting.

Garis Wallace dan Kedalaman Laut. Sulawesi terletak di sebelah timur Garis Wallace. Garis ini adalah batas imajiner yang memisahkan fauna Asia (Oriental) di sebelah barat seperti Sumatera, Jawa, dan Kalimantan dengan fauna peralihan (Wallacea) dan Australia di sebelah timur.

Pada masa glasial zaman es ketika permukaan air laut turun drastis, pulau-pulau di Paparan Sunda (Asia Tenggara) menjadi satu daratan yang terhubung, memungkinkan hewan-hewan Asia bermigrasi. Namun, perairan di sekitar Sulawesi, yaitu Selat Makassar dan laut di sekitarnya, tetap merupakan laut dalam dan tidak pernah mengering atau terhubung dengan Paparan Sunda.

Laut dalam ini menjadi penghalang geografis yang efektif, mencegah sebagian besar mamalia besar dan hewan darat lainnya dari Asia untuk menyeberang ke Sulawesi.

Jarak dari Benua Lain, Sulawesi juga dipisahkan dari Benua Australia (Paparan Sahul) oleh perairan yang dalam dan luas, meskipun tidak sedalam Selat Makassar di barat.

Batas faunanya di sebelah timur seringkali diwakili oleh Garis Weber, yang memisahkan Wallacea dari wilayah fauna Australis. Faktor isolasi geografis ini berarti hewan dari kedua benua utama Asia dan Australia harus melintasi perairan terbuka yang dalam, menjadikannya sulit bagi sebagian besar spesies.

Pulau Sulawesi adalah rumah bagi keanekaragaman hayati yang sangat luar biasa dan unik, karena menjadi bagian dari kawasan Wallacea wilayah transisi biogeografis.
Fauna Endemik Khas Pulau Sulawesi, Anoa (Bubalus spp.) mamalia (Kerbau Kerdil)
Terbagi menjadi dua jenis. Anoa Dataran Rendah dan Anoa Pegunungan.

Merupakan kerbau terkecil di dunia. Hidup soliter (menyendiri) dan pemalu. Tanduknya lurus, runcing, dan mengarah ke belakang.

Babirusa (Babyrousa celebensis), Mamalia (Babi Liar) Paling khas adalah empat taringnya (cula/gading) yang menembus moncong dan melengkung ke atas hingga ke dahi (hanya pada jantan). Taring ini dulunya merupakan peninggalan prasejarah. Tarsius (Tarsius spp.) Primata terkecil di dunia, seukuran kepalan tangan.

Memiliki mata yang sangat besar, tidak dapat bergerak di rongganya, dan kepala dapat berputar hingga 180∘. Kaki belakangnya sangat panjang untuk melompat sejauh 3 meter.

Monyet Hitam Sulawesi / Yaki (Macaca nigra) Primata (Kera) Memiliki bulu berwarna hitam pekat dengan jambul khas di atas kepala. Bagian pantatnya memiliki warna merah muda atau merah. Hidup berkelompok besar dan endemik di Sulawesi Utara.

Burung Maleo (Macrocephalon maleo), Memiliki tonjolan hitam (cangkang atau tanduk) di kepala yang berfungsi mengatur panas saat mengerami.

Uniknya, burung ini mengubur telurnya yang sangat besar di pasir panas vulkanik atau area geotermal dan tidak mengeraminya. Anaknya langsung bisa terbang setelah menetas.

Kuskus Beruang (Ailurops ursinus), salah satu marsupial (mamalia berkantung) endemik Sulawesi, menunjukkan pengaruh fauna Australis. Gerakannya lambat dan sebagian besar hidup di pohon. Memiliki ekor prehensil dapat digunakan untuk berpegangan.

Hewan khas ini berada pada Isolasi Jangka Panjang. Sulawesi tidak pernah terhubung dengan Paparan Sunda (Asia) maupun Paparan Sahul (Australia) oleh daratan kering.

Isolasi oleh laut dalam (Wallacea) selama jutaan tahun ini memaksa hewan-hewan yang berhasil menyeberang untuk berevolusi secara terpisah dari kerabat benua mereka.

Evolusi Divergen, karena tidak adanya percampuran gen dari luar, spesies yang ada di Sulawesi (seperti Anoanya) berkembang menjadi bentuk yang sangat berbeda (divergen) dari kerabat mereka di tempat lain, menghasilkan ciri-ciri unik yang tidak ditemukan di mana pun di dunia.
Upaya konservasi sangat penting untuk menjaga kelestarian satwa-satwa endemik.

Sulawesi yang unik dan banyak di antaranya berstatus terancam punah. Ada berbagai langkah yang diambil oleh pemerintah, lembaga konservasi, dan masyarakat setempat, seperti Pendirian Kawasan Konservasi : Taman Nasional dan Suaka Margasatwa yang menjadi benteng terakhir habitat mereka.

Program Penangkaran:
Upaya untuk mengembangbiakkan hewan langka seperti Anoa dan Babirusa di luar habitat alaminya. Edukasi dan Pemberdayaan Masyarakat : Langkah untuk mengurangi perburuan liar dan kerusakan habitat.

Hal tersebut berguna untuk mrempertahankan Kekayaan dan keunikan fauna ini menjadikan Sulawesi salah satu hotspot keanekaragaman hayati paling penting di dunia.

Penulis : apt. Rusdiaman, SSi.,M.Si.,
Dosen Poltekkes Kemenkes Makassar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *