Sorotkeadilan.id – Jakarta, Mengawali tahun politik 2025, Partai Berkarya mulai bergerak memperkuat konsolidasi organisasi dan infrastruktur partai secara nasional. Langkah ini menjadi bagian dari agenda restrukturisasi Partai Berkarya baru di bawah kepemimpinan Mayjen TNI (Purn) Muchdi Purwoprandjono dengan visi menjadikan partai lebih solid, modern, dan siap menghadapi tahapan politik menuju Pemilu 2029.
Sekretaris Jenderal Partai Berkarya, Prof. Dr. H. Irmanjaya Thaher, SH, MH menyampaikan bahwa 2025 adalah tahun fondasi. Tahun untuk membangun ulang kekuatan struktural partai dari pusat hingga daerah dengan pola kerja yang terukur, sistematis, dan terarah.
Kita tidak boleh hanya menjadi partai yang reaktif. Kita harus menjadi partai yang mengatur ritme politik, bukan sekadar mengikuti arus. 2025 adalah tahun kerja penguatan infrastruktur organisasi. Kita tata ulang, kita upgrade, dan kita perkuat basis sehingga Partai Berkarya menjadi solid sebelum masuk fase kompetisi,” ujar Irmanjaya di Jakarta.
Agenda konsolidasi dilakukan melalui dua metode utama:
- Konsolidasi vertikal melalui DPP → DPW → DPD
- Penguatan infrastruktur melalui digitalisasi dan sistem administrasi internal
Partai Berkarya menargetkan seluruh DPW dan DPD akan melakukan pemutakhiran data kepengurusan, pembentukan unit kerja berbasis bidang dan departemen, serta penyelarasan program partai dengan visi nasional “Partai Berkarya Suara Bangsa”.
Langkah ini dinilai krusial mengingat selama beberapa tahun terakhir partai menghadapi tekanan eksternal berupa polemik internal, konflik hukum, hingga upaya delegitimasi. Kondisi itu membuat partai sempat kurang fokus dalam pembangunan basis elektoral.
Di era baru 2025, arah pembinaan organisasi dilakukan dengan pendekatan “struktur dulu, program kemudian”. Infrastruktur menjadi prioritas.
Irmanjaya menegaskan bahwa pendekatan ini adalah standardisasi baru Partai Berkarya era 2025–2030.
Infrastruktur partai bukan sekadar kantor dan papan nama. Infrastruktur itu adalah sistem komando, sistem data, sistem kaderisasi, dan pola kerja terukur. Dengan itu, soliditas bukan slogan tetapi kenyataan,” ujarnya.
DPP juga akan mendorong tiap DPW segera menyusun grand design kerja regional, memetakan kekuatan lokal, serta mulai membangun jejaring kolaborasi dengan para tokoh, purnawirawan, akademisi, pengusaha, hingga komunitas ekonomi kreatif daerah.
Konsolidasi Partai Berkarya 2025 bukan hanya pembenahan struktur, tetapi juga pembenahan mindset — dari partai yang sekadar bertahan, menjadi partai yang memimpin.
Dengan fondasi ini, Partai Berkarya optimistis memasuki fase verifikasi partai politik menuju Pemilu 2029 dengan kesiapan lebih matang.
Kita mulai dengan pondasi organisasi yang kuat. Dari situ, program bisa dijalankan. Lalu kita bergerak menuju suara rakyat. Karena Partai Berkarya adalah Suara Bangsa,” tutup Irmanjaya.(Diana)
