Sorotkeadilan.id – Jakarta, Diskusi publik bertajuk “Dewan Update” yang diselenggarakan oleh Madani di Teater Wahyu Sihombing, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, pada Jumat (10/10/2025), menghadirkan sejumlah anggota DPR RI sebagai narasumber. Mereka antara lain Dr. Eddy Soeparno, S.H., M.H. (Anggota DPR dari Cianjur), Dr. Ir. Hetifah Sjaifudian, MPP (Anggota DPR dari Kalimantan Timur), dan Willy Aditya (Anggota DPR RI dari Partai NasDem).

Dalam diskusi tersebut, Willy Aditya menyoroti pentingnya pendekatan kemanusiaan dan kebudayaan dalam penyusunan undang-undang, terutama yang berkaitan dengan isu kekerasan.

” Kalau itu penghapusan kekerasan, saya berpikir mulai dari jenis-jenis kekerasan seksual. Akhirnya saya putar otak bagaimana caranya agar tidak berdarah. Nah, kita bikin saja cara yang tidak berdarah,” ujar Willy Aditya saat berbicara di acara tersebut.

Ia menjelaskan, pembahasan mengenai kekerasan terhadap siswa maupun kekerasan seksual sempat menghadapi banyak tantangan dan perdebatan di publik.

“Undang-undang ini sempat dianggap sebagai pintu masuknya LGBT karena memuat pasal-pasal yang sensitif. Saya dipanggil dan ditanya soal itu. Saya jawab, ini bukan soal pintu masuk LGBT atau free sex, tapi bagaimana menemukan titik tengah antara yang kiri ekstrem dan yang kanan ekstrem,” jelasnya.

Willy menuturkan bahwa proses perumusan undang-undang membutuhkan kesabaran dan keberanian menghadapi berbagai tekanan.

“Saya keliling untuk berdialog, termasuk ketika membahas Undang-Undang Desa. Saya bikin 20 kali pertemuan, dari yang kiri sampai yang kanan. Semua spektrum saya ajak bicara. Butuh kesabaran dan keteguhan. Saya juga mengalami teror yang tidak jelas, tapi saya tetap jalan,” ungkapnya.

Ia menegaskan, perjuangannya bukan semata demi politik, melainkan panggilan kemanusiaan dan kebudayaan.

“Saya ini orang Madura, sudah tahu risikonya. Bisa saja nanti tidak terpilih lagi, tapi saya tidak peduli. Ini komitmen kemanusiaan, ini komitmen kebudayaan. Dialog itu saya lakukan berulang kali, dan saya yakin itu jalan yang benar,” tegas Willy Aditya.
Dalam sesi tanya jawab para panelis memberikan jawaban cukup memuaskan publik yang sebagian besar para mahasiswa . ( mursito /sk )

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *